Selamat Datang

Di sini Anda dapat membaca berita tentang Maluku yang dibuat oleh LKBN ANTARA. Seluruh berita dilindungi UU Hak Cipta dan karenanya tidak diperkenankan untuk disiarkan kembali melalui media apapun tanpa izin tertulis dari LKBN ANTARA.

Sabtu, 09 Juli 2011

Kapolres Mimika Bantah Masyarakat Duduki Tambang Freeport

Timika (KM) - Kepala Kepolisian Resor Mimika, Papua, AKBP Denny Edward Siregar membantah isu bahwa masyarakat sudah menduduki lokasi tambang PT Freeport Indonesia di Tembagapura.
 
"Isu itu tidak benar. Dua hari lalu saya baru kembali dari Camp David dan situasi di sana biasa-biasa saja," jelas Denny.

Ia mengatakan, semenjak ribuan karyawan PT Freeport turun berjalan kaki ke Timika untuk melakukan mogok kerja pada Senin (4/7), pengamanan di areal tambang mulai dari tambang terbuka Grasberg, tambang bawah tanah (underground), pabrik pengolahan biji di Mil 74 dan lain-lain sepenuhnya ditangani langsung oleh Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan PT Freeport.

Menurut Siregar, Polres Mimika juga sudah mengirim 30 personel Pengendali Massa (Dalmas) untuk membantu Satgas Pengamanan PT Freeport guna melakukan pengamanan di areal pertambangan.

"Dua hari lalu kami sudah kirim 30 personel Dalmas Polres Mimika untuk membantu Satgas," ujar Denny.

Ia mengimbau ribuan karyawan PT Freeport, yang hingga saat ini masih mogok kerja damai di depan pintu gerbang Check Point 1 Kuala Kencana, tetap menaati aturan yang berlaku dan tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis yang berpotensi mengganggu situasi kamtibmas di Mimika.

"Kalau mau menegakkan aturan, jangan melanggar aturan. Kita harus bersama-sama menjaga keamanan Obyek Vital Nasional (Obvitnas)," imbau Kapolres Mimika.

Sebelumnya, Kabag Ops Polres Mimika, Kompol Syamsu Ridwan, mengatakan, selama ribuan karyawan Freeport mogok kerja damai di depan pintu gerbang Check Point 1 Kuala Kencana sejak Senin (4/11) hingga saat ini, para karyawan tersebut tetap mampu menjaga situasi kamtibmas dengan baik.

Syamsu mengatakan, secara keseluruhan aktivitas di areal operasi PT Freeport Indonesia baik di Tembagapura, Kuala Kencana dan Pelabuhan Portsite Amamapare hanya berjalan sekitar 20-30 persen.

Di Pelabuhan Portsite Amamapare yang merupakan pelabuhan utama bongkar muat barang dan pengangkutan konsentrat PT Freeport, masih ada sejumlah karyawan yang melakukan aktivitas agar pasokan air, bahan makanan dan listrik PLTU tidak sampai lumpuh total.

Hal serupa terjadi di pabrik pengolahan biji PT Freeport di Mil 74, dimana mesin-mesin pabrik pengolahan biji masih terus bergerak meski kegiatan produksinya sudah sangat jauh menurun dibanding sebelum terjadinya mogok kerja karyawan Freeport.

Informasi yang dihimpun ANTARA di Timika, Sabtu menyebutkan, sejumlah kapal yang mengangkut bahan makanan, bahan bakar minyak (BBM) dan berbagai kebutuhan untuk mendukung operasional tambang Freeport sejak beberapa hari lalu belum bisa sandar di Pelabuhan Portsite Amamapare untuk membongkar muatan karena karyawan yang bertugas sudah mogok.

Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Timika mengingat pembongkaran BBM termasuk avtur untuk menunjang penerbangan sejumlah maskapai penerbangan di Bandara Mozes Kilangin Timika juga dilakukan di Pelabuhan Portsite Amamapare.

Sementara itu PT Freeport Indonesia dalam rilisnya yang diterima ANTARA di Timika, Jumat menegaskan para karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja PT Freeport memulai aksi mogok yang tidak sah pada 4 Juli.

Mogok kerja ribuan karyawan itu mengakibatkan kegiatan operasi di tambang dan pabrik pengolahan biji di Grasberg terhenti.

"Perusahaan bersedia untuk membuka perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode dua tahun ke depan yang akan dimulai pada Oktober 2011," jelas PT Freeport.

Perundingan PKB tersebut hingga saat ini belum dimulai karena masih adanya ketidakjelasan kepemimpinan yang sah dalam tubuh Serikat Pekerja (PUK-SPSI).

Ditambahkannya, PT Freeport telah bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Mimika dan Kementerian Tenaga Kerja RI serta perwakilan Serikat Pekerja guna menyelesaikan aksi mogok kerja ini.

"Perusahaan telah meminta karyawan untuk kembali bekerja sementara masalah ini diselesaikan untuk menghindari dampak finansial yang merugikan karyawan, Pemerintah Indonesia dan perusahaan," jelas PT Freeport.

Sedangkan Ketua PUK SPSI PT Freeport, Sudiro menegaskan, ribuan karyawan PT Freeport akan melanjutkan aksi mogok kerja selama seminggu mulai Senin (11/7) hingga Senin (18/7).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar