Ambon (KM) - Umat Buddha di Ambon dan Maluku pada umumnya diminta untuk meneladani sifat-sifat keagungan Sang Buddha dalam kehidupan setiap hari.
"Umat diharapkan dapat benar-benar menghayati keagungan sembilan sifat luhur Sang Buddha serta mengaktualisasikannya dalam kehidupan setiap hari," kata Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Maluku, Wilhelmus Jawesrissa, saat perayaan Waisak di Ambon, Selasa.
Perayaan Waisak, ujarnya, harus menjadi momentum untuk mendorong pembangunan karakter bangsa yang kuat di tengah berbagai tantangan yang dihadapi.
"Berbagai bencana yang menimpa bangsa Indonesia hanya dikarenakan nafsu manusia yang tidak terkendali. Api nafsu manusia jauh lebih dahsyat," katanya.
Menurut dia, umat Buddha harus bersyukur atas segala keberuntungan dan senantiasa berbuat kebajikan di masa sekarang maupun yang akan datang.
Umat Buddha juga dituntut melakukan beragam kebajikan sesuai yang diajarkan Sang Buddha, sehingga memperoleh berkah kemakmuran dalam hidup.
Jawerissa menyatakan, setiap makhluk mempunyai hakikat yang disebut 'Tathagata' (benih kebuddhaan yang belum disadari), serta memiliki potensi kebajikan dan kebijaksanaan unggul sesuai jiwa Buddha dan berpotensi menjadi Buddha bila teguh berlatih.
Bagai sebuah ladang yang ditanami tanaman bermanfaat, katanya, bila tidak dijaga dan dipelihara maka tanamannya itu akan mati karena terhimpit ilalang.
"Memiliki segala bibit unggul tetapi tidak ditanam di ladang subur, maka bibitnya akan membusuk dan mati. Begitu pula hati manusia, bila tidak disibukkan dengan kebajikkan maka cenderung suka dengan kejahatan," tandasnya.
Ia menambahkan, kehidupan manusia akan sia-sia jika tidak melakukan kebajikan secara tulus sehingga mendatangkan pahala besar dan kemuliaan.
"Sejumlah kebajikan yang harus dilakukan umat Buddha yakni menyelamatkan semua makhluk, berderma, tidak berzina melainkan hidup bermoral dan beretika, berbicara baik dan benar, tidak berbicara kasar tetapi santun, tidak memfitnah melainkan jujur dan bernuansa damai," demikian Jawerissa.
Umat Buddha juga diimbau untuk menjaga toleransi dan kerukunan antarumat beragama, sehingga terjalin silaturachmi dan kekeluargaan yang hakiki.
Perayaan Waisak di Ambon ditandai dengan ritual Puja Bakti dan meditasi detik-detik Waisak yang diselenggarakan Walubi Maluku di Vihara Swarna Giri Tirta, kawasan Gunung Nona, Nusaniwe, dan diikuti puluhan umat Buddha.
Kendati suasana Kota Ambon diguyur hujan tidak menghambat Umat untuk mendatangi Vihara untuk mengikuti rangkaian detik-detik Waisak 2555 BE/2011, yang dipimpin ketua Walubi Maluku, Wilhelmus Jawerissa.
Menjelang detik-detik Waisak, dilakukan Puja Bakti dan renungan serta meditasi, sedangkan belasan anak menyanyikan lagu Malam Suci Waisak. Empat anak di antaranya dipercayakan membacakan kitab Dhamapada di depan altar dan Patung Buddha.
Kendati yang hadir hanya puluhan umat, umumnya warga keturunan, perayaan detik-detik Waisak berjalan lancar dan khusuk. Dalam doa mereka juga menyampaikan harapan akan keselamatan dan kesejahteraan Bangsa Indonesia di masa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar