Ambon (KM) - Ketua Manajemen Kemenangan Konsultan Citra Indonesia Muhajir Asalami mengatakan hasil survei yang dilakukan di Ambon sejak 3-7 Mei menunjukkan sebanyak 83,2 persen warga yang terdaftar sebagai pemilih menginginkan pemilihan kepala daerah berlangsung satu putaran.
"Berdasarkan hasil survei yang dilakukan secara acak di lima kecamatan yang ada Kota Ambon, 440 responden menginginkan pilkada hanya satu putaran," kata Muhajir, di Ambon, Kamis.
Dia mengatakan, beberapa indikator yang digunakan KCI dalam melakukan survei antara lain, metode wawancara dan tatap muka dengan responden serta kuesioner.
"Berdasarkan random sampling yang kami ambil, 52 persen pemilih berpendidikan menengah ke atas memilih pilkada satu putaran, begitu pun untuk pemilih usia matang di atas 40 tahun," ujarnya.
Alasan utama warga agar pilkada berlangsung satu putaran selain menghemat anggaran juga agar pemerintah kota lebih cepat fokus pada persoalan rakyat.
"Alasan lainnya agar investasi pembangunan dapat segera berjalan dan berkembang dengan cepat di kota Ambon," kata Muhajir.
Survei juga mencatat persentase dukungan warga terhadap delapan kandidat pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota periode 2011-2016 yang akan bertarung 16 Mei mendatang.
Di antaranya Richard Louhenapssey-MAS Latuconsina (PAPARISA) mendapat dukungan sebesar 46,1 persen, H.J. Huliselan - Machfud Waliulu (SELALU) 9,9 persen, Lukcy Watimury - Hero Drachman (PATIMURA) 8,0 persen, Olivia Latuconsina - Andre Hehanussa (LATUNUSA) 7,8 persen.
Pasangan Paulus Kastanya - La Hamsidi (KASIH) 5,0 persen, sedangkan dua pasangan dari jalur independen yakni, Ferry Wattimury-Awath Ternate (WATE) serta Abraham Pakel-Saidin Ernas masing-masing 1,4 persen dan Daniel Palapia - La Suriadi, 1,1 persen.
"Tingginya presentase yang didapat salah satu pasangan kandidat tidak terlepas dari penilaian rakyat berdasarkan kemampuan dan kepribadian calon," kata Muhajir.
Muhajir juga tidak membantah kalau hasil survei tersebut dapat saja berubah sehingga terjadi pilkada dua putaran, antara lain karena faktor sentimen masyarakat terhadap calon serta adanya pelanggaran saat pilkada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar