Ambon (KM) - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku merilis Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Maluku selama triwulan pertama 2011 mengalami stagnan karena dipengaruhi oleh penurunan pendapatan rumah tangga.
"Kalau dilihat menurut kelompok rata-rata pendapatan rumah tangga sebulan, peningkatan ITK di Maluku hanya terjadi pada konsumen berpendapatan Rp2 juta ke atas," kata Kabid Neraca Wilayah dan Analisis BPS Maluku, Ch. Anidlah di Ambon, Rabu.
Sedangkan ITK untuk konsumen berpendapatan kurang dari Rp2 juta sebulan mengalami penurunan.
Pendapatan ini mengalami penurunan dibanding truwulan sebelumnya dan tingkat inflasi yang walaupun relatif rendah juga berdampak pada penurunan tingkat konsumsi, baik makanan maupun non makanan.
Menurut Anidlah, ITK merupakan indikator perkembangan eknomi terkini yang dihasilkan BPS melalui Survei Tendensi Konsumen (STK) dan ITK juga adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dari perkiraan pada triwulan mendatang.
Sebelum triwulan I 2011, BPS hanya melaksanakan STK di wilayah Jabotabek dan telah diperluas kegiatannya di seluruh provinsi dengan jumlah sampel mencapai 10.865 rumah tangga.
"Responden STK merpakan sub sampel dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sukernas) khusus di daerah perkotaan dan pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu," katanya.
Dengan adanya perluasan sampel, nilai ITK dapat disajikan sampai level provinsi dan upaya ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan data yang semakin beragam hingga tingkat regional.
Dia menambahkan, nilai ITK Maluku untuk triwulan II tahun ini diperkirakan sebesar 104,88 persen.
Artinya, kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan membaik dengan tingkat optimisme konsumen diperkirakan akan lebih tinggi dibanding triwulan I 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar