Selamat Datang

Di sini Anda dapat membaca berita tentang Maluku yang dibuat oleh LKBN ANTARA. Seluruh berita dilindungi UU Hak Cipta dan karenanya tidak diperkenankan untuk disiarkan kembali melalui media apapun tanpa izin tertulis dari LKBN ANTARA.

Selasa, 07 Juni 2011

Rp8 Miliar Dialokasikan Tangani Dampak Hujan

Ambon (KM) - Dana sebesar Rp8 miliar dialokasikan pada APBD Maluku tahun 2011 untuk menangani dampak hujan di Kota Ambon sebulan terakhir ini, kata Kadis PU setempat, Anthonius Sihaloho.

"Dana tersebut hanya untuk usai hujan sebulan terakhir ini guna menanggulangi akibat banjir dan longsor yang terjadi di kota Ambon dan sekitarnya," katanya, di Ambon, Selasa.

Anthonius mengakui penanggulangan untuk jalan, talud dan jembatan tertentu juga masih bersifat darurat karena kondisi hujan dengan intesitas tinggi masih mengguyur daerah ini sehingga tidak bisa dibangun permanen.

Apalagi pembangunan permanen membutuhkan anggaran lebih besar sehingga langkah kebijakan sesuai arahan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu berdasarkan skala prioritas yakni memperlancar akses transportasi maupun kondisi sangat rawan.

"Kami belum bisa berbuat banyak karena hujan diperkirakan hingga Juli atau Agustus 2011, sedangkan dana yang dialokasikan APBD Maluku 2011 relatif terbatas sehingga nantinya dimasukkan di APBD maupun APBN perubahan," ujar Anthonius.

Pada kesempatan lain Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Chris Hehanussa mengakui tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meninjau dampak hujan yang mengguyur kota Ambon pada 24-27 Mei 2011.

Tim memantau dampak hujan dan menginventarisasi fasilitas umum maupun sosial yang perlu dibantu usai musim hujan yang diperkirakan Juli atau Agustus 2011.

BPBD Maluku menyikapi dampak hujan dengan berkoordinasi dengan BNPB, Dinas Sosial Maluku, Pekerjaan Umum, Balai Sungai, Balai Jalan Nasional IX (Maluku dan Maluku Utara), Dinas PU kota Ambon dan Dinas sosial setempat.

"Kami menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa makanan siap saji, pakaian layak pakai, terpal dan karung plastik," kata Chris.

Hanya saja, diakuinya, karung plastik tidak bisa diandalkan untuk menahan derasnya banjir disertai berbagai material lainnya sehingga Teluk Dalam Ambon berserakan oleh aneka jenis sampah.

"Karung plastik yang diisi tanah oleh masyarakat tidak bisa diandalkan menahan derasnya banjir di bantaran sungai mengakibatkan rumah terendam sehingga terpaksa harus mengungsi ke daerah lebih tinggi maupun aman," tegas Chris Hehanussa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar