Selamat Datang

Di sini Anda dapat membaca berita tentang Maluku yang dibuat oleh LKBN ANTARA. Seluruh berita dilindungi UU Hak Cipta dan karenanya tidak diperkenankan untuk disiarkan kembali melalui media apapun tanpa izin tertulis dari LKBN ANTARA.

Kamis, 02 Juni 2011

DPR Agendakan Pembahasan Keamanan di Freeport

Timika (KM) - Komisi I DPR mengagendakan pembahasan masalah keamanan di wilayah operasional PT Freeport Indonesia (PTFI) demi terciptanya rasa aman bagi ribuan karyawan  dan keluarganya  di perusahaan tambang mineral tembaga, emas dan perak terkemuka di dunia itu.

Hal itu disampaikan anggota Komisi I DPR sekaligus Ketua Kaukus Parlemen untuk Papua, Paskalis Kossay melalui telepon selular  dari  Jayapura, Kamis.

"Kami sudah meminta rekan-rekan di Komisi I DPR untuk mengagendakan pertemuan khusus dengan manajemen PT Freeport Indonesia guna membahas persoalan keamanan di areal tambang itu sehingga ada jaminan keamanan riil dari Negara  bagi ribuan karyawan yang bekerja di situ,"  kata anggota Dewan yang menangani masalah keamanan, intelijen, luar negeri serta komunikasi dan informasi tersebut .

Paskalis Kossay mengakui bahwa pihaknya pada beberapa pekan lalu telah bertemu dengan manajemen PTFI yang diwakili Vice President, Sonny Kosasih dan pada kesempatan itu, pihaknya dan manajemen Freeport memiliki kesamaan pandangan bahwa persoalan keamanan di areal operasional tambang Freeport harus segera dibahas dan dicarikan jalan keluar yang baik  demi kebaikan bersama dan untuk nama baik Indonesia di mata masyarakat antarbangsa.

Menurut Paskalis, yang baru saja menerbitkan buku "Pergumulan Putra Balim di Senayan", salah satu solusi menuntaskan persoalan keamanan di Freeport adalah Pemerintah harus meninjau kembali Keppres Nomor 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Objek Vital Nasional (Obvitnas).

"Sangat baik kalau pengamanan di wilayah operasional Freeport itu ditangani Freeport  dan didukung penuh oleh aparat keamanan dari Kodam XVII Cenderawasih dan Polda Papua karena merekalah yang lebih memahami kondisi riil dan situasi sosial-budaya masyarakat di Papua,"  katanya.

Hal itu berarti petugas keamanan internal Freeport berada di lingkaran dalam dan aparat TNI-Polri di lingkaran luar.

"Selain itu, kita melibatkan juga masyarakat setempat untuk ikut memberikan kontribusi mengamankan wilayah operasional tambang mineral terbesar di dunia itu," katanya..

Paskalis mengakui bahwa gangguan keamanan sering terjadi di wilayah Freeport dan telah menelan banyak korban jiwa namun hingga kini pemerintah belum mampu menuntaskan persoalan kemanusiaan yang krusial ini.

"Negara harus dapat memberikan jaminan keamanan riil bagi semua orang yang berada di wilayah Obvitnas itu. Jangan sampai negara gagal menciptakan keamanan dan memberikan rasa aman kepada ribuan karyawan Freeport beserta keluarga mereka," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar