Selamat Datang

Di sini Anda dapat membaca berita tentang Maluku yang dibuat oleh LKBN ANTARA. Seluruh berita dilindungi UU Hak Cipta dan karenanya tidak diperkenankan untuk disiarkan kembali melalui media apapun tanpa izin tertulis dari LKBN ANTARA.

Rabu, 18 Mei 2011

Uang Palsu Ditemukan di Maluku

Ambon (KM) - Humas Bank Indonensia (BI) Ambon, Edy Kristianto mengatakan, pihaknya menemukan uang palsu yang beredar di masyarakat sebanyak empat lembar pada triwuan pertama 2011, masing-masing tiga lembar pecahan Rp50.000 dan satu lembar Rp100.000.

"Uang-uang itu didapat dari setoran bank-bank yang ada di Maluku dan penukaran oleh masyarakat di Kantor BI Ambon," katanya kepada ANTARA di Ambon, Rabu.



Selain itu, kata dia, ada pula laporan dari bank pelaksana yang mencurigai uang yang disetor nasabahnya palsu, seperti yang terjadi di Namlea, Ibu Kota Kabupaten Buru.

"Setelah diteliti oleh petugas BI, ternyata benar uang tersebut palsu," katanya.

Deputi Pemimpin BI Ambon Bidang Sistem Pembayaran, Raden Kuncoro, mengatakan, beredarnya uang palsu ke suatu daerah mengindikasikan perekonomian di daerah itu membaik yang berdampak pada lancarnya peredaran uang.

Temuan uang palsu yang sangat sedikit di Maluku, menurut dia, menunjukkan sosialisasi Kenali Rupiahmu yang dilakukan BI berhasil, sehingga masyarakat bisa membedakan ciri-ciri uang asli dan palsu.

"Atau mungkin ada hal lain, misalnya masyarakat takut melaporkan bila menemukan uang palsu karena prosedurnya harus melampiri KTP pelapor yang akan kami serahkan ke polisi. Masyarakat mungkin tak mau bolak-balik kantor polisi hanya untuk memberikan keterangan seputar temuan itu," katanya.

Hal lain yang juga mungkin menjadi penyebab minimnya temuan dan laporan uang palsu di Maluku oleh masyarakat, kata Kuncoro, yakni uang tersebut tidak akan diganti oleh BI.

Dia berharap, masyarakat dapat melapor ke BI atau polisi jika menemukan uang yang dicurigai palsu karena hal itu dapat membantu mengungkapkan peredaran uang palsu di daerah ini.

"Selagi bukan pencetak atau pengedarnya, kenapa mesti takut untuk melapor ? kata Kuncoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar