Selamat Datang

Di sini Anda dapat membaca berita tentang Maluku yang dibuat oleh LKBN ANTARA. Seluruh berita dilindungi UU Hak Cipta dan karenanya tidak diperkenankan untuk disiarkan kembali melalui media apapun tanpa izin tertulis dari LKBN ANTARA.

Minggu, 15 Mei 2011

Kemensos: Masalah Sosial Lahir dari Keluarga

Jakarta (KM) - Direktur Pemberdayaan Keluarga dan Kelembagaan Sosial Kementerian Sosial, Andi Hanindito mengatakan, masalah sosial yang ada saat ini lahir dari keluarga.

"Masalah sosial yang ada lahir dari keluarga. Ini tidak berlaku pada keluarga miskin saja tapi juga keluarga kaya sebab terjadi distorsi dalam keluarga," kata Andi di Jakarta, Senin.

Menurut Andi, keluarga adalah lembaga sosial terkecil dan situasi yang sedang terjadi di masyarakat saat ini merupakan bagian perubahan pola hidup pragmatis menjadi individualis, dimana orang tua sibuk dengan pekerjaan dan anak bebas tanpa perhatian.

"Kadang-kadang kita tidak sadar anak-anak sedang bermasalah dengan kita atau dengan teman sekolah karena anak tidak tahu mau berbicara dengan siapa," katanya.

Akhirnya, lanjutnya, anak memilih teman sebaya sebagai tempat berkeluh kesah yang belum tentu memberikan jalan keluar terbaik, bahkan bisa menjerumuskan anak menjadi pemakai narkoba atau terjerumus seks bebas.

Bahkan yang lebih berbahaya adalah jika anak memanfaatkan situs jejaring sosial sebagai sarana curhat kepada orang yang sama sekali tidak dikenal.

"Dari berkenalan di situs jejaring sosial, diajak bertemu akhirnya anak diculik, hal seperti ini banyak terjadi sekarang," ujar Andi.

Contoh lain, saat ini tidak sedikit keluarga yang kehilangan anak tapi tidak tahu melapor kemana, mereka kemudian menutup diri dan berakibat stres.

"Ke depan saya akan buka ruang untuk menciptakan akses. Saya coba memperkenalkan ruang individu melalui mediasi berupa konsultasi keluarga misalnya lewat radio dan lewat dunia maya karena banyak anak muda yang mengakses internet," tambahnya.

Kementerian Sosial, kata Andi, berencana membuka ruang untuk mengakses ekspresi keluarga agar punya kemampuan melakukan proses sosialisasi secara wajar.

Selain itu, mengaktifkan Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) dengan cara jemput bola. Sebanyak 485 LK3 akan disebar di seluruh Indonesia dan merekrut tenaga profesional sebagai konsultan bagi keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar