Selamat Datang

Di sini Anda dapat membaca berita tentang Maluku yang dibuat oleh LKBN ANTARA. Seluruh berita dilindungi UU Hak Cipta dan karenanya tidak diperkenankan untuk disiarkan kembali melalui media apapun tanpa izin tertulis dari LKBN ANTARA.

Sabtu, 16 Juli 2011

Akses Masuk Kampus Unpatti Perlu Dibatasi

Ambon (KM) - Akses masuk ke dalam lingkungan kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon perlu dibatasi, setiap pintu yang dianggap tidak penting ditutup dan dijaga aparat keamanan, kata seorang anggota DPRD Maluku.

"Unpatti sudah seharusnya memikirkan sistem pengamanan keluar masuk kampus secara sistematis dan menghilangkan sistem banyak pintu (multi gate system)," kata Mercy Barends dari Fraksi PDI Perjuangan, di Ambon, Sabtu.

Menurut dia, banyaknya pintu masuk menuju lingkungan kampus Universitas Pattimura (Unpati) Ambon menjadi peluang bagi pihak ketiga ikut melakukan pengrusakan saat terjadi aksi demo anarkis. Aksi pengrusakan serta pembakaran fasilitas perkuliahan dan gedung registrasi pada 6 Juli 2011 terjadi dalam waktu bersamaan, karena banyaknya akses masuk ke lingkungan kampus yang tidak mendapat penjagaan satpam.

Barends mengungkapkan, banyak universitas di daerah lain di tanah air yang mempunyai akses masuk lingkungan kampus terbatas dan sangat ketat penjagaan, sehingga orang luar tidak akan mudah masuk saat terjadi aksi demo mahasiswa secara internal.

Ia juga meminta pihak rektorat untuk tidak hanya terfokus pada penyelesaian masalah pembentukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang belum jalan akibat terkendala statuta universitas serta perimbangan dalam penerimaan mahasiswa baru.

"Akar permasalahan lain juga harus diperhatikan seperti hubungan vertikal dari Rektorat ke bawah, bila perlu dibentuk sebuah tim teknis yang melibatkan berbagai unsur di lingkup universitas untuk membahas dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan yang timbul," katanya.

Anggota F-PDI Perjuangan lainnya, Sugeng Koangit, mengaku prihatin dengan kondisi kampus Unpatti yang dibangun susah payah tapi dibakar atau dirusak oleh pendemo dalam waktu sekejap.

"Rektor dan para pembantunya telah bersusah payah mencari sumber pendanaan membangun kampus pasca konflik, sehingga aparat kepolisian harus mengusut para pelaku tindak anarkhis termasuk aktor intelektualnya," kata Sugeng.

Bila tidak diambil tindakan tegas terhadap para pelaku, maka dikhawatirkan seleksi UMPTN tahap kedua di Unpatti yang masih memiliki peluang 600 kursi bagi mahasiswa baru bisa dijadikan komoditi untuk melakukan demonstrasi baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar