Selamat Datang

Di sini Anda dapat membaca berita tentang Maluku yang dibuat oleh LKBN ANTARA. Seluruh berita dilindungi UU Hak Cipta dan karenanya tidak diperkenankan untuk disiarkan kembali melalui media apapun tanpa izin tertulis dari LKBN ANTARA.

Senin, 02 Mei 2011

Gubernur Maluku Lepas Pengiriman Perdana Tepung Sagu

Ambon (KM) - Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, melepas pengiriman perdana dua kontainer tepung sagu basah ke Cirebon di pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Senin.

Dua kontainer itu berisi 22 ton tepung sagu basah berasal dari produksi petani klaster di kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat yang dibina Badan Ketahanan Pangan (BKP) Maluku.

Kepala BKP Maluku, Syuryadi Sabirin, mengatakan, sejak dua tahun terakhir, pihaknya membina Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di tujuh klaster yakni Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Buru, Buru Selatan, Kepulauan Aru, dan Kota Ambon.

Tujuan pembinaan adalah melakukan terobosan diversifikasi pangan bernilai ekonomis yang salah satunya adalah pengiriman antarpulau tepung sagu basah ke Cirebon.

"Kami mengfasilitasi pengusaha lokal untuk melakukan terobosan pangsa pasar guna terjaminnya kesinambungan produksi dengan harga relatif lebih baik jika dijual ke pasar lokal," ujarnya.

Tepung sagu basah yang dijual ke Cirebon itu, setelah diolah di pabrik menjadi kering harganya naik menjadi Rp2.200 Kg.

"Jadi ada nilai tambah dari penjualan ke Cirebon karena pengusaha memperoleh keuntungan setiap kali pengiriman mencapai belasan juta rupiah per kontainer dan produksi Gapoktan berkesinambungan dengan harga lebih baik dari pasaran lokal," kata Syuryadi.

Gubernur Ralahalu menilai strategis terobosan BKP setempat mengfasilitasi penjualan tepung sagu basah ke Cirebon yang produksinya mencapai 886, 02 ton per tahun dan baru termanfaatkan untuk pemenuhan pangan pokok masyarakat Maluku hanya 47,15 ton per tahun.

"Bayangkan, sisa 838,87 ton tersebut bila dikalkulasikan dengan harga Rp2.200 per Kg, maka mengalami kerugian senilai Rp1,8 triliun," ujarnya dan menambahkan, areal sagu di Maluku mencapai 51.146 hektare.

Gubernur menginginkan penjualan antarpulau ke Cirebon berkelanjutan, guna memenuhi bahan baku pembuatan sohun dan mihun di sana, karena mendorong peningkatan nilai ekonomi tanaman sagu yang bila tidak dikelola bakal mati dengan sendirinya.

"Saya mendorong terobosan pangsa pasar strategis tersebut karena menggairahkan pertumbuhan ekonomi di pedesan, menyerap tenaga kerja dan secara tidak langsung menurunkan tingkat kemiskinan," katanya.

Gubernur mengakui di periode kedua kepemimpinannya ( 2008 - 2013) menargetkan pada 2013 tingkat kemiskinan turun hingga 12,5 persen, sementara pada 2010 masih mencapai 27,74 persen.

Penurunan tingkat kemiskinan juga diharapkan berpengaruh terhadap pengangguran yang pada 2010 mencapai 9,13 persen, sedangkan 2013 ditargetkan hanya tinggal 5,8 persen.

"Jadi perlu menerapkan strategi percepatan pembangunan daerah yang dititik-beratkan pada sektor ekonomi untuk penguatan daya saing daerah melalui berbagai produk unggulan prioritas dengan harapan mendorong pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan menurunkan angka kemiskinan maupun pengangguran secara signifikan, ujar Gubernur Ralahalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar