Ambon (KM) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Maluku mengimbau warga Portho dan Haria, Kecamatan Saparua di Kabupaten Maluku Tengah menahan diri dan tidak mudah terpancing emosi sesaat yang memicu terjadinya perkelahian masal.
"Yang jelas kami sangat prihatin dengan persoalan ini. Beberapa waktu lalu Gubernur Ralahalu bersama muspida dan DPRD juga sudah melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat setempat untuk memediasi perdamaian," kata Ketua DPRD Maluku, M Fatani Sohilauw di Ambon, Rabu.
Pertemuan yang dihadiri para raja di Kantor Camat Saparua ini juga berlanjut ke kantor Gubernur Maluku dan sudah ada kesepakatan Raja Negeri Porto dan Haria merumuskan naskah perdamaian dan menyosialisasikan ke masyarakat.
Konsep perdamaian diserahkan pemerintrah daerah kepada raja dari kedua negeri bertikai untuk menyusunnya sendiri, agar bisa mengakomodasi berbagai persoalan yang selama ini menjadi pemicu perkelahian.
"Sayang, sosialisasi konsep perdamaian secara adat belum sempat dilaksanakan, kedua negeri bertetangga ini kembali terlibat bentrok," katanya.
Fatani menyatakan, DPRD Maluku berharap masyarakat dua negeri tersebut tidak terpancing emosi sesaat akibat isu-isu yang sengaja dikembangkan orang tidak bertanggung jawab, yang tidak senang melihat warga Porto-Haria hidup berdampingan dengan rukun.
"Warga harus mewaspadai aksi seperti ini. Kami sendiri sangat yakin saudara-saudara di Porto dan Haria tidak mungkin mau berkelahi setiap saat," katanya.
Selain mengharapkan kesadaran masyarakat, DPRD juga mengharapkan aparat kepolisian untuk mencermati berbagai insiden yang terjadi di beberapa lokasi selama ini, karena selain mengganggu ketenangan di bulan suci Ramadhan, bangsa kita saat ini juga berada dalam suasana memperingati kemerdekaannya yang ke -66.
"Pertikaian antarwarga ini diharapkan jangan menodai berbagai momentum yang sedang berlangsung sekarang dan kami minta aparat keamanan lebih jeli dan bertindak tegas terhadap orang-orang yang tidak mau Maluku ini aman," ujarnya.
Warga Negeri Portho dan Haria, Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah kembali terlibat bentrokan pada Minggu petang, mengakibatkan tiga rumah rusak berat dan tiga orang warga menderita luka-luka.
Bentrokan berawal dari beberapa warga Negeri Haria mendatangi lokasi Air Raja yang merupakan wilayah perbatasan dan disengketakan oleh warga kedua daerah bertetangga itu, pada Minggu sore sekitar sekitar pukul 15.00 WIT, untuk mengambil air minum, setelah meminta izin aparat Brimob BKO yang sedang menjaga kawasan itu.
Namun muncul Saniri negeri (dewan adat) Negeri Portho bersama beberapa warga dan melarang mereka untuk mengambil air di lokasi yang disengketakan itu sehingga memicu persoalan baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar