Ternate (KM) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Utara (Malut), mendorong tumbuhnya industri busana muslim di provinsi itu untuk mendukung program nasional yang menargetkan Indonesia sebagai kiblat busana muslim tahun 2012.
Kepala Seksi Perdagangan Disperindag Malut, Aman Mahmud mengatakan di Ternate, Senin, langkah-langkah yang dilakukan Diperindag Malut untuk mendorong tumbuhnya industri busana muslim di daerah ini di antaranya memberi kemudahan kepada pengusaha yang ingin mengembangkan usaha tersebut.
Selain itu, menyediakan berbagai bantuan kepada industri kecil yang mengalami keterbatasan modal usaha, termasuk memfasilitasi pengusaha yang ingin mendapatkan pinjaman modal dari perbankan setempat.
Aman mengatakan, industri busana muslim di Malut belum dikembangkan oleh pengusaha setempat karena berbagai kendala, di antaranya bahan baku (kain) harus didatangkan dari Jawa, sehingga memerlukan biaya pengiriman yang cukup mahal.
Oleh karena itu, Disperindag Malut akan mencari terobosan untuk mengatasi kendala tersebut, termasuk kemungkinan menjajaki kerja sama dengan pengusaha kain dari Jawa.
"Prospek pasar busana muslim di Malut cukup besar, karena mayoritas masyarakat Malut beragama Islam. Pakaian busana muslim di Malut selama ini didatangkan dari Jawa dan Sulawesi," katanya.
Sejumlah pedagang pakaian busana muslim di Ternate mengaku mereka juga berharap di daerah ini ada industry busana muslim, karena kalau harus selalu mendatangkan dari Jawa atau Sulawesi mengakibatkan harga jual busana muslim di Ternate menjadi mahal.
"Kami harus menjual busana muslim lebih mahal di Ternate, karena harus memperhitungkan biaya pengiriman dari Jawa. Ini berdampak pada minimnya penjualan," kata seorang pedagang di Ternate, Sihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar