Ternate (KM) - Cuaca kurang menguntungkan melanda Maluku Utara (Malut) selama dua pekan terakhir, membuat sebagian besar warga yang ingin ke Ternate, Halmahera pergi pulang (PP) lebih memilih menggunakan kapal feri ketimbang speedboat (kapal cepat)
Kondisi itu menyebabkan pendapatan pengelola kapal penumpang berukuruan kecil berkurang, kata kata salah seorang ABK kapal cepat di Ternate, Harun, Rabu.
Ia mengatakan, selama dua pekan terakhir pendapatannya menurun, akibat warga yang bepergian ke Ternate-Halmahera lebih memilih naik fery, ketimbang naik kapal cepat berukuran kecil.
Setiap hari dirinya kini hanya meraup Rp750.000, padahal hari-hari sebelumnya bisa mencapai Rp4,5 juta.
Bahkan, kata Harun, ada juga kapal cepat berukuran kecil yang terpaksa tidak mendapat penumpang, akibat sepinya calon penumpang yang ingin menggunakan jasa spead boat ke Ternate dan sejumlah daerah di Pulau Halmahera.
Selain cuaca buruk, kata Harun, warga juga dihantui trauma atas musibah tenggelamnya spead boat yang melayani jalur Jailolo-Ternate dan menewaskan lima orang, serta seorang diantaranya bernama Kadir hilang, belum ditemukan.
Kepala Pos Pelabuhan Dufa-Dufa, Halik Abdullah mengatakan, pihaknya melarang kapal cepat berukuran kecil untuk mengangkut penumpang dari Ternate ke sejumlah wilayah di Halmahera, akibat cuaca buruk di perairan tersebut.
Petugas pelabuhan hanya mengizinkan spead boat berkapasitas 60 orang untuk mengangkut penumpang dari Ternate ke sejumlah wilayah di Halmahera atau sebaliknya.
Selain itu jumlah penumpangnya dikurangi menjadi maksimal 40 orang, dan setiap spead boat harus memiliki alat keselamatan yang memadai, terutama pelampung dan kondisi spead boat baik bodi mesinya dalam keadaan baik.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ternate mengimbau, para nelayan di Maluku Utara (Malut), agar waspada saat melaut, karena kondisi gelombang di perairan Malut saat ini mencapai ketinggian dua meter.
"Gelombang dengan ketinggian dua meter sangat berbahaya bagi kapal nelayan ukuran kecil, oleh karena itu, nelayan yang memiliki kapal berukuran kecil harus hati-hati saat melaut," harap Prakirawan Cuaca BMKG Ternate, Muhammad Rivan.
Kapal penumpang ukuran kecil tersebut dilarang termasuk spead boat yang selama ini melayani jasa angkutan penumpang antarpulau di Malut.
Selain itu juga harus mewaspadai tingginya gelombang laut, karena tidak menutup kemungkinan bisa mengakibatkan kecelakaan laut.
Menurut Emy, tingginya gelombang di perairan Malut saat ini akibat adanya angin kencang yang bertiup dari arah timur laut - selatan dengan kecepatan 25 Km per jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar