Ambon (KM) - Sebanyak 11 distributor menjamin bahan pokok masyarakat di Kepulauan Aru, provinsi Maluku menjelang puasa 1432 Hijriah terjamin, kata Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan setempat, Rudy Siwabessy.
"Saya bersama 11 distributor telah sepakat dan mereka menjamin stok bahan pokok masyarakat menjelang puasa dan lebaran 1432 Hijriah," katanya ketika dikonfirmasi, Selasa.
Stok bahan pokok yang dikuasai para distributor saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama tiga bulan ke depan.
Masyarakat Kepulauan Aru saat ini sebanyak 83.634 jiwa.
"Jadi stok bahan pokok masyarakat dan harganya juga diawasi sehingga tidak meresahkan masyarakat, terutama umat Islam saat menunaikan Puasa," tegasnya.
Dia optimistis stok bahan pokok tetap terjamin karena para distributor memasoknya dari Surabaya (Jawa Timur) dengan kapal kargo.
"Kami perkirakaan harga telur maupun jenis beras tertentu ( bukan Bulog) kemungkinan saat puasa hingga hari raya Idul Fitri 1432 Hijriah mengalami kenaikan dengan variasi Rp500 - Rp1.000 per butir dan Kg," ujar Rudy.
Diakuinya, saat ini masalah yang sedang difasilitasi pemerintah kabupaten (Pemkab) Kepulauan Aru adalah keluhan distributor soal ketentuan PT.Pertamina untuk setiap kapal cargo harus mengangkut bahan pokok sebanyak 20 persen dari kapasitas muat ke daerah lain.
Bila ketentuan tersebut tidak ditaati, maka distributor diwajibkan membeli bahan bakar industri yakni Rp9.000 per liter dari biasanya subsidi Rp4.500 per liter.
Saat ini sejumlah kapal kargo tidak bisa meninggalkan pelabuhan Dobo karena ketentuan PT.Pertamina.
Kepulauan Aru memiliki mata rantai pengadaan bahan pokok masyarakat dari Surabaya, selanjutnya disalurkan ke 117 desa dan dua kelurahan yang tersebar di 547 buah pulau sehingga perlu ada kebijakan khusus dari PT.Pertamina.
"Jadi bila kapal kargo kembali dari Dobo ke Surabaya tida bisa mengangkut bahan pokok masyarakat lagi ke daerah lain yang 20 persen tersebut, kecuali hasil produksi masyarakat, terutama suber daya hayati laut dengan jumlah relatif kecil," kata Rudy.
Dia juga mengaku telah menyurati PT.Pertamina agar ada kebijakan khusus kepada kapal cargo yang mengangkut bahan pokok masyarakat dari Surabaya ke Dobo maupun kembali lagi.
Sales Representatif PT.Pertamina Wilayah Maluku, Okta ketika dikonfirmasi mengatakan, hasil temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan kapal kargo umumnya mengangkut bahan material bangunan seperti besi.
Padahal ketentuan kapal kargo untuk melayani kebutuhan masyarakat seperti bahan pokok sehingga diwajibkan mengangkut 20 persen dari kapasitas muat.
"Bila kapal kargo mengangkut bahan material bangunan, maka terkena harga bahan bakar industri," tegas Okta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar