Ternate (KM) - Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara (Malut) saat ini sedang fokus pada upaya pengendalian penyakit kusta, kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, dr Liasari Armayin, di Ternate, Rabu.
Disinggung soal data penanggulangan penyakit kusta yang ada di provinsi ini, ia mengatakan penyakit tersebut menular langsung dari manusia ke manusia.
"Kalau penyakit malaria, manusia terjangkit lewat gigitan nyamuk. Kalau kusta menjangkit antarmanusia," katanya.
Ia mengungkapkan, Dinkes Malut dalam program pengendalian penyebaran penyakit tersebut bertugas mencari dan mendeteksi sebanyak-banyaknya penderita untuk kemudian dikumpulkan dan diobati tanpa memungut biaya.
Liasari mengakui pihaknya masih mengalami kesulitan melakukan pendataan di lapangan akibat geografis Malut yang merupakan kepulauan, selain rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit kusta.
"Banyak yang berpikir bahwa penyakit tersebut adalah kutukan atau disebabkan guna-guna dan lain sebagainya," katanya.
Dengan pemikiran seperti itu, lanjutnya, biasanya warga yang terkena kusta dikucilkan oleh keluarga sehingga mereka tidak pergi memeriksakan diri dan berobat di rumah sakit dan akhirnya cacat seumur hidup.
Pada 2010, angka penderita kusta di Maluku Utara mencapai 5,0 per 10.000 penduduk atau sekitar 500 orang. Jumlah itu belum valid karena ada yang belum terdata, seperti di daerah Kepulauan Sula dan beberapa wilayah lainnya.
Liasari mengatakan pihaknya akan turun ke wilayah-wilayah tersebut dengan menggunakan dana bantuan operasional kesehatan atau dari APBD kabupaten/kota maupun provinsi, juga dana bantuan dari NGO Netherland
Ia menambahkan, angka penderita kusta di Malut saat ini turun cukup signifikan dibanding pada 2006, yang mencapai 5,8 per 10.000 orang.
"Sekarang sudah 5,0 per 10.000 orang. Ini semua berkat kegiatan RPS dimana petugas pendataan turun ke desa-desa, juga kampanye, survei dan pengobatan gratis," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar