Ambon (KM) - Wali Kota Ambon Jopi Papilaja, Selasa, memberikan santunan kepada keluarga Febby Linda Kuruwal, korban tewas akibat bencana longsor di Batu Gantung, Kelurahan Mangga Dua, kecamatan Nusaniwe, Minggu (1/5).
Pemberian santunan tersebut diterima suami korban, Alex Kuruwal.
Wali Kota menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa Febby akibat bencana longsor sehubungan hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Ambon sejak Sabtu (30/4) malam hingga Minggu (1/5).
"Jangan dilihat dari nilainya karena ini bentuk solidaritas Pemkot Ambon terhadap warga yang tertimpa musibah bencana alam akibat curah hujan dengan intensitas tinggi sehingga mengakibatkan terjadi longsor - banjir - talud patah dan jembatan terancam ambruk di 11 titik di daerah ini," ujarnya.
Karena itu, dia mengingatkan warga Kota Ambon soal larangan membangun rumah di lereng - lereng gunung maupun bantaran sungai karena rawan bencana longsor dan banjir.
"Kami sudah berulangkali melakukan sosialisasi, bahkan mengancam tidak menerbitkan kartu tanda penduduk (ktp) kepada warga yang bersikeras membangun rumah di kawasan - kawasan telah dilarang, tapi kenyataannya tidak diindahkan sehingga bila terjadi musibah barulah pemerintah disalahkan.
Papilaja juga mengingatkan wilayah Ambon saat ini baru memulai musim hujan dengan kenyataan sudah ada korban jiwa maupun dua rumah tertimbun tanah dan batu di RT 002/003 Batu Gantung.
"Waspadalah sekiranya hujan lebat karena kemungkinan terjadi bencana longsor maupun banjir masih berlanjut dan ini merupakan masalah pelik kepada Pemkot Ambon untuk menanggulangi," katanya.
Kadis Sosial Pemkot Ambon, M.Namsa mengatakan, telah menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada tiga keluarga korban tertimpa longsor di Batugantung.
"Bantuan ini dalam bentuk kebutuhan sehari-hari yakni beras, mie, ikan kaleng, alat dapur dan terpal, untuk beberapa lokasi di kelurahan Batu Gantung," katanya.
"Sejumlah lokasi rawan"
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Maluku Abraham Tomasoa menyatakan sejumlah lokasi permukiman di kota Ambon, ibu kota Provinsi Maluku rawan longsor.
"Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kantor ESDM bersama ahli geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2010 mendeteksi sejumlah lokasi rawan antara lain kawasan Batu Gantung, Mangga Dua Kecamatan Nusaniwe Batu Gajah, Batu Merah, Skip dan Karang Panjang Kecamatan Sirimau " kata Tomasoa, di Ambon, Selasa.
Lokasi lain yang juga rawan, lanjutnya, adalah kawasan Bere-Bere, Desa Amahusu, Kecamatan, Nusaniwe, Desa Ema, Hatalae, Hukurila dan Naku, Kecamatan Leitimur Selatan.
"Struktur bebatuan di kota Ambon adalah jenis bebatuan gunung berapi, dia tidak mengikat dengan tanah sehingga mudah longsor saat musim hujan tiba," katanya menjelaskan.
Sehubungan itu, penduduk yang bermukim di kawasan pegunungan diminta harus selalu mewaspadai bahaya longsor, yang bisa terjadi sewaktu waktu.
"Kondisi tanah di kota Ambon itu rawan terhadap hujan, apabila bebannya terlalu berat maka berpotensi longsor.Oleh sebab itu warga sebaiknya mewaspadai untuk mengurangi risiko jatuh korban," ujarnya.
Ia mencontohkan kasus longsor Minggu (1/5) dinihari di kawasan Batuh Gantung yang menelan korban jiwa Feby Dominggus Karual (36) warga RT 02/03 setempat.
'Kawasan itu perlu diwaspadai saat musim hujan seperti sekarang ini, karena sudah dua tahun berturut-turut selalu terjadi longsor," katanya.
Seperti diketahui akibat hujan yang turun seminggu terakhir ini membuat sejumlah kawasan di kota Ambon mengalami longsor antara lain, kawasan Mangga Dua, Batu Gantung, Karang Panjang dan Batu Merah.
Selain longsor sejumlah kawasan juga terendam banjir antara lain Keluarahn Silale dan Tanah Tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar