Ambon (KM) - Pengurus provinsi (Pengprov) PSSI Maluku "Ngotot", tidak mengubah dukungan pada perjuangan mengusung George Toisutta menjadi Ketua umum PSSI pada kongres yang ditoleransi FIFA hingga 30 Juni 2011.
Ketua Pengprov PSSI Maluku, Dirk Soplanit dalam percakapan dengan ANTARA, di Ambon, Jumat mengatakan, tidak berubah keputusan untuk mengusung Toisutta menjadi Ketua Umum PSSI pada kongres nanti.
"Kami tidak berubah dan tetap mendukung Toisutta menjadi Ketua Umum PSSI sebagaimana sedang diperjuangkan kelompok 78," ujarnya.
Dirk mengakui perutusan kelompok 78 sedang berusaha menemui Sekjen FIFA Jerome Valcke untuk menanyakan alasan sehingga George Toisutta dan Arifin Panigoro ditolak induk pesepakbola dunia tersebut guna mengikuti pencalonan ketua umum PSSI.
"Mudah - mudahan perutusan bisa menemui Sekjen FIFA, bahkan bila perlu Ketua (Sepp Blatter) agar bisa juga mengajukan bukti - bukti yang menjadi alasan Komisi Normalisasi menolak Toisutta dan Panigoro," katanya.
Dirk menegaskan penjelasan Sekjen maupun Ketua FIFA akan menjawab berbagai keraguan terhadap kinerja Komisi Normalsiasi yang juga telah menemui Sepp Blatter.
"Kami memantau perutusan Komisi Normalisasi dijadwalkan tiba kembali di tanah air hari ini (Jumat) sehingga hasil mereka akan dibandingkan dengan perutusan kelompok 78 yang berusaha menemui Sekjen maupun Ketua FIFA," ujarnya.
Maluku pada Kongres PSSI 20 Mei 2011 menempatkan dua dari 100 peserta keseluruhan.
"Saya mewakili Pengprov PSSI dan satu lainnya dari klub Nusa Ina yang saat itu tetap mengusulkan George Toisutta sebagai calon Ketua Umum," kata Dirk Soplanit.
Sebelumnya George Toisutta menegaskan tetap maju untuk menjadi PSSI-1 bersama dukungan Kelompok-78, pemegang hak suara PSSI.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu mengaku hingga kini tak ada satu pun yang memintanya mundur. Bahkan, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga selaku pembina olahraga nasional pun tak pernah memintanya mundur.
"Itu kan kabarnya. Kabarnya itu nanti menjadi penyakit orang tua, satu katanya, dua lupa, saya tetap maju. Maju terus pantang mundur," ungkap Toisutta.
Sementara itu, Humas KN, Azhari Nasution mengemjukakan Ketua Normalisasi Agum Gumelar yang didampingi anggotanya Joko Driyono telah menemui FIFA di Swiss pada 30 Mei 2011 dan dijadwalkan tiba di tanah air hari ini (Jumat).
Dia mengemukakan melalui komunikasinya dengan Agum Gumelar disampaikan FIFA serius dalam menjatuhkan sanksi pada 1 Juli 2011, jika mandat yang diberikan kepada KN tidak terlaksana.
"FIFA juga sangat menyesalkan kejadian di Kongres 20 Mei yang disebabkan oleh sikap para pemegang suara," ujar Azhari yang mengutip ucapan Agum Gumelar.
Lebih jauh Azhari menerangkan, keseriusan FIFA dalam menjatuhkan sanksi ditegaskan dalam surat yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke.
"Karena itu, Agum Gumelar mengharapkan Kongres ulang dapat berjalan lancar. Sebab, jika FIFA menjatuhkan sanksi maka seluruh hak yang melekat pada PSSI akan hilang. Misalnya, tim sepakbola Indonesia (termasuk klub) tidak bisa mengikuti kualifikasi Pra Piala Dunia atau pun SEA Games. PSSI pun tidak lagi mendapatkan subsidi untuk program pembinaan baik dari FIFA dan AFC," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar