Ambon (KM) - Kejuaraan terbuka tinju amatir Piala Wali Kota Ambon IX dijadwalkan digelar pada 14-23 Juli 2011, kata Ketua pengurus kota (Pengkot) Pertina Ambon, Brury Nanulaitta.
"Kami telah membentuk panitia penyelenggara diketuai Jopi Tepelawatin dan sekretaris Robby Sapulette untuk memfasilitasi kegiatan tersebut," katanya, di Ambon, Kamis.
Panitia telah siapkan ketentuan umum, formulir dan persyaratan lainnya guna difaxmile ke masing - masing pengurus provinsi maupun kabupaten/kota Pertina dan sasana se - Indonesia.
"Kami mempertimbangkan untuk mengundang petinju dari Singapura dan Darwin, Northern Teritory yang sebelumnya telah menyatakan minat berlaga di kejuaraan tersebut," ujarnya.
Event yang telah masuk kalender tetap Pengurus Besar (PB) Pertina tersebut mempertandingkan katagori senior maupun yunior putra/ putri.
"Kejuaraan ini sudah menjadi kalender tetap PB Pertina yang sering dimanfaatkan untuk uji coba petinju ke SEA Games maupun Asian Games sehingga atlet berlaga harus memenuhi persyaratan tersebut dengan melihat datanya di buku catatan (prestasi)," kata Brury.
Wali Kota Ambon, Jopi Papilaja, mengatakan, berdasarkan evaluasi, event yang digelar dalam rangka memeriahkan HUT ibu kota provinsi Maluku pada setiap 7 September setiap tahun itu, telah mencapai target sebagai ajang ujicoba petinju - petinju Maluku dengan petinju daerah lain untuk menjadi atlet nasional.
"Salah satu tujuan diselenggarakannya event ini adalah sebagai arena ujicoba kemampuan para petinju di Maluku dengan petinju dari daerah lain yang hasilnya telah menyumbangkan atlet berprestasi tingkat nasional maupun regional ," ujarnya.
Dia mengakui, delapan kali kejuaraan yang digelar sebelumnya sudah mengorbitkan sejumlah petinju yang terjaring masuk Pelatnas untuk mewakili Indonesia di tingkat regional hingga internasional.
"Kita bangga karena Ambon telah menjadi suatu kiblat arena tinju nasional," tegas Papilaja.
Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Pertina Maluku itu juga menyoroti banyak petinju asal daerah ini yang membela daerah lainnya dalam kejuaraan tinju di tingkat nasional.
Petinju itu harus diapresiasi sebagai suatu bentuk keberhasilan yang patut dibanggakan karena pembinaan atlet tidak semata-mata untuk melahirkan atlet nasional.
"Jumlah petinju di Maluku sudah cukup banyak, sehingga memungkinkan ada atlet hijrah ke daerah lain dengan pertimbangan bonus lebih besar maupun tersedia jaminan masa depan," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar