Ambon (KM) - Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Maluku menyelenggarakan lomba foto bertema lingkungan untuk memeriahkan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni.
Ketua Panitia Lomba Junan Tan di Ambon, Kamis, mengatakan, lomba foto itu selain untuk penyaluran minat dan bakat pecinta foto, juga untuk membangkitkan kepedulian masyarakat untuk lebih mencintai dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
"Lomba ini juga dimaksudkan untuk menggugah partisipasi masyarakat guna meningkatkan dan memelihara sumber daya alam yang ada disekitarnya untuk kepentingan generasi di masa mendatang," katanya.
Ia mengatakan sebanyak 13 peserta yang merupakan pehobi fotografi di Ambon telah mendaftarkan hasil karya terbaiknya untuk mengikuti lomba foto bertema "Hutan penyangga kehidupan" itu.
Masing-masing peserta diwajibkan memasukkan dua karya fotonya dengan objek tentang lingkungan hutan maupun alam di wilayah Maluku pada rentang waktu Juni 2010 hingga Mei 2011.
Seluruh hasil karya peserta akan dinilai oleh lima orang juri yang merupakan para fotografer, wartawan dan praktisi lingkungan dari Universitas pattimura (Unpatti) Ambon, dan hasilnya diumumkan pada 7 Juni 2011.
Menurut dia, kondisi lingkungan hutan dan alam di Maluku, akhir-akhir ini semakin menurun fungsinya sebagai akibat pengalihan menjadi kawasan pemukiman penduduk dan berdampak terjadinya bencana alam, terutama tanah longsor dan banjir.
"Kota Ambon saja dalam sebulan terakhir ini dilanda bencana tanah longsor dan banjir di berbagai kawasan. Ini akibat kondisi hutan di pegunungan yang mengalami degradasi fungsi dan beralih menjadi kawasan pemukiman penduduk," katanya.
Dia berharap lomba foto itu dapat berdampak besar meningkat kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan potensi hutan dan sumber daya alam, dengan menerapkan budaya dan kearifan lokal yang berkembang dan dijunjung tinggi masyarakat Maluku.
"Pranata sosial seperti sasi (larangan mengambil sesuai dalam kurun waktu tertentu) masih terus berkembang dan dihargai masyarakat. Tradisi ini perlu terus dikembangkan guna melestarikan berbagai potensi sumber daya lam yang melimpah di Maluku, untuk menjamin kehidupan generasi di masa mendatang," katanya.
Enam pemenang lomba akan memperoleh piagam penghargaan dan bonus, sedangkan hasil karyanya akan dimanfaatkan Bapedal Maluku untuk kepentingan program kampanye dasar lingkungan hidup.
"Lomba foto bertema lingkungan ini juga akan dijadikan kegiatan tahunan Bapedal Maluku, sekaligus promosi dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan lingkungan," katanya.
"Angkat Sampah Teluk Ambon"
Selain lomba foto, juga akan digelar lomba mengangkat sampah di Teluk Ambon, rencananya pada 7 Juni 2011.
"Lomba ini selain untuk memperingati hari Lingkungan Hidup se-Dunia, juga guna menggugah partisipasi dan kepedulian masyarakat untuk memperhatikan kebersihan lingkungan terutama Teluk Ambon sebagai salah satu sumber kehidupan," kata Ketua Panitia pelaksana lomba Junan Tan.
Menurutnya, lomba tersebut diikuti seluruh warga desa dan kelurahan yang ada pesisir Teluk Ambon, dan akan dibuka Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dengan lokasi start dari Dermaga feri Galala, Kecamatan Baguala.
Gubernur Ralahalu bersama pejabat pemprov Maluku, Pemkot Ambon, DPRD serta TNI/Polri juga akan turut bersama peserta lomba mengangkat sampah di Teluk Ambon.
Para peserta dibatasi tiga orang menggunakan satu unit perahu dan dilengkapi dengan karung, serta membawa alat musik tradisional tifa untuk menyemangati sesama tim untuk bekerjasama mengangkat sampah-sampah yang mengapung di Teluk Ambon.
"Setiap peserta dapat mengangkat sampah yang mengapung sebanyak mungkin kemudian akan ditimbang, di mana volume terberat akan ditetapkan sebagai pemenang lomba," katanya.
Pihaknya juga menerjunkan seluruh pegawai Bapedal Maluku untuk memantau aktivitas peserta pengangkut sampah di perairan Teluk Ambon.
"Kami akan memantau setiap peserta lomba agar tidak ada yang bertindak curang dengan mengangkut sampah dari darat saat lomba dilaksanakan," ujarnya.
Lomba yang akan dijadikan agenda tahunan itu, kata Junan, digelar dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mengembalikan fungsi perairan Teluk Ambon yang sejak dahulu terkenal sebagai pusat ikan umpan.
"Saat ini kondisi teluk Ambon sangat memprihatinkan selain karena sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat, juga karena abrasi akibat kawasan perbukitan telah berubah fungsi menjadi pemukiman penduduk," katanya.
Dia berharap dengan upaya yang dilakukan dapat menggugah kepedulian dan kebiasaan masyarakat untuk tidak membuang sampah ke laut, sekaligus memulihkan kondisi perairan Teluk Ambon sebagai pusat penangkapan ikan umpan dan mata pencarian masyarakat yang bermukim di sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar