Ambon (KM) - Bantuan pelayanan kesehatan penerbangan (fliying health care) yang diprogramkan Kementerian Kesehatan untuk Provinsi Papua dan Maluku yang rencananya akan diberikan tahun ini ditunda tahun depan.
"Penundaan itu disampaikan Ibu Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih dalam dialog nasional dengue di Jakarta, 14/6 lalu," kata Kepala Dinas Kesehatan Maluku, Fat Basalamah kepada ANTARA di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan, bukan hanya "flying health care" yang ditunda, tapi juga kesehatan pelayaran dan beberapa program lain yang direncanakan pelaksanaannya pada 2011 diundur 2012.
"Kita (Maluku-red) mungkin tidak akan mendapat bantuan 'flying health care' karena karakteristik wilayah berbeda dengan Papua. Papua mungkin efektif bila dijangkau dengan pesawat, sedangkan kita lebih cocok dengan kapal," katanya.
Basalamah mengatakan, keinginan akan bantuan kapal rumah sakit sudah disampaikan sejak 2009 dan ditindaklanjuti pada 2010, dan kini tinggal menunggu realisasi dari Kemenkes apakah akan diberi pesawat ataukah kapal laut.
"Waktu itu saya sampaikan alasannya bahwa kalau yang diberi pesawat terbang, maka hanya bisa menjangkau ibukota kabupaten/kota, tidak sampai ke pelosok-pelosok pulau yang jauh dan terpencil karena tidak ada bandara," katanya.
Ia menjelaskan, wilayah Maluku yang 90 persennya adalah laut merupakan daerah kepulauan sehingga lebih tepat bila dijangkau dengan kapal.
Selain itu, apabila diberi bantuan kapal rumah sakit, maka akan memperlancar program pelayanan kesehatan gratis Dikes Maluku yang telah berlangsung selama dua tahun yakni "Sail Medical Service" (SMS).
Program SMS menggunakan kapal yang dicarter Pemerintah Provinsi (pemprov) dengan tenaga dokter maupun perawatnya merupakan gabungan dari paramedis Rumah Sakit Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah dan staf Dinkes Maluku.
Pelayanan SMS ditujukan kepada masyarakat yang bermukim di pulau-pulau terpencil dan jauh serta minim sarana dan prasarana dan pelayanan medis.
Pada Nopember 2010, Kemenkes memprogramkan "flying health care" untuk Maluku dan Papua yang rencananya akan direalisasikan pada 2011, mengingat kedua provinsi itu memiliki wilayah yang masuk kategori daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan.
Papua dan Maluku kala itu direncanakan akan memiliki pesawat kesehatan khusus yang disediakan untuk membawa pasien dari daerah yang minim sarana dan layanan medis karena sulit dijangkau menuju rumah sakit.
Pesawat tersebut berukuran kecil dengan kapasitas delapan orang penumpang serta didukung fasilitas tiga tempat tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar