Timika (KM) Kantor SAR Sorong, Papua Barat mengirim empat orang anggota tim penyelam bersama peralatan pendukung untuk membantu mengevakuasi korban kecelakaan pesawat Merpati Nusantara Airlines di perairan laut dekat Bandara Kaimana pada Sabtu .
Kepala Kantor SAR Timika, Zulfikar kepada ANTARA, Minggu mengatakan tim penyelam Kantor SAR Sorong tersebut dipimpin langsung kepalanya, Efendi Rajaloa.
Mereka tiba di Kaimana pada Minggu pagi dengan penerbangan langsung dari Sorong.
Zulfikar menambahkan, pada Minggu siang Kepala Badan SAR Nasional, Nono Sampono akan tiba di Kaimana dari Ambon menggunakan pesawat Casa TNI-AL.
Turut dalam rombongan Kepala Basarnas tersebut yaitu personel penyelam dari Kantor SAR Ambon.
Sedangkan tim dari Kantor SAR Timika hingga saat ini masih terus menunggu keberangkatan ke Kaimana. Sedianya Kantor SAR Timika akan mengirim tim pada Sabtu malam namun Kapal Rescue Boat 217 mengalami gangguan mesin setelah melakukan pencarian dua korban KM Kawasan yang dinyatakan hilang di perairan Potowayburu pekan lalu.
"Kami belum dapat kepastian untuk berangkat ke Kaimana karena jadwal penerbangan Trigana Air baru ada hari Selasa. Kantor SAR Timika dalam posisi stand by," jelas Zulfikar.
Dari informasi yang diterima Kantor SAR Timika, demikian Zulfikar, 17 korban kecelakaan pesawat Merpati sudah ditemukan sejak Sabtu (7/5) dan telah dievakuasi ke RSUD Kaimana.
"Dari laporan Kepala SAR Sorong yang saat ini ada di Kaimana, posisi pesawat Merpati tersebut berada di kedalaman sekitar 15 meter. Kemungkinan besar para korban yang belum ditemukan berada dalam bangkai pesawat," jelas Zulfikar.
Dengan kondisi kedalaman seperti itu ditambah dengan dukungan tabung oksigen, Zulfikar optimis para tim penyelam mampu menemukan seluruh korban kecelakaan pesawat Merpati.
Pesawat Merpati Nusantara Airlines MA 60 PK MZK dengan nomor penerbangan MZ 8968 rute Sorong-Nabire-Kaimana, Sabtu siang sekitar pukul 14.05 WIT jatuh di laut ujung landas pacu Bandara Kaimana.
Pesawat naas itu mengalami putus komunikasi dengan menara pengawas dalam posisi 15 mil dari Kaimana. Saat insiden jatuhnya pesawat Merpati tersebut, cuaca di sekitar Kota Kaimana dalam kondisi hujan lebat.
Pesawat tersebut merupakan pesawat baru buatan China yang baru dibeli PT Merpati Nusantara Airlines pada Oktober 2010.
"Belum Ditemukan"
Sebelumnya, Kepala Bidang Perhubungan Udara, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Mimika, John Rettob, mengatakan bahwa informasi yang diterima jajarannya menyebutkan tujuh penumpang masih dalam pencarian.
"Kami mendapat informasi sekitar pukul 18.15 WIT dari Kaimana, 15 penumpang sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Kaimana. Jenazah mereka ditemukan terapung di permukaan laut. Sedangkan tujuh penumpang lainnya belum ditemukan," jelas John.
Pesawat berkapasitas 60 orang tersebut mengangkut 18 penumpang dewasa, satu anak-anak dan dua bayi serta sejumlah kru pesawat. Pesawat tersebut dipiloti Kapten Purwandi Wahyu dengan Co Pilot Paul Nap. Ikut dalam penerbangan itu Pramugari Sumaryani dan Indriyana Puspasari serta dua teknisi yakni Joko dan Dadi Tarsidik.
Menurut John, posisi pesawat saat ini berada di laut sekitar 500 meter dari ujung landasan pacu Bandara Kaimana. "Posisi pesawat jatuh di laut persis di ujung landasan pacu 19 Bandara Kaimana. Demikian informasi yang kami terima."
Saat pesawat Merpati tersebut jatuh, dikhabarkan bahwa cuaca di sekitar Kota Kaimana dalam kondisi hujan lebat. Hingga saat ini tim SAR Kaimana dibantu Pemkab setempat terus melakukan upaya pencarian para korban yang hilang yang dikhabarkan terbenam dalam dasar laut sedalam 30 meter di sekitar Bandara Kaimana.
Informasi terakhir menyebutkan keluarga korban masing-masing mendapat santunan Rp50 juta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar