Ambon (KM) - Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengimbau Badan "Search and Rescue" provinsi dan kabupaten berkoordinasi untuk memperkuat sistem penanggulangan bencana di daerah setempat.
"Maluku termasuk salah satu daerah rawan bencana sehingga perlu ada koordinasi secara intens untuk meminimalkan risiko bencana di daerah ini," kata Ralahalu di Ambon, Selasa.
Ralahalu menegaskan, badan SAR Maluku harus menyatukan sudut pandang menghadapi musibah karena Maluku termasuk salah satu wilayah rawan bencana, terutama bencana pelayaran.
"Saya berharap SAR dapat menyatukan sudut pandang dalam menghadapi musibah di Maluku mengingat lautnya lebih luas dari daratan," ujar Ralahalu.
Menurut Gubernur, potensi kecelakaan pelayaran di laut Maluku sangat tinggi karena jumlah kapal yang melayari perairan Maluku sebanyak 9.000 kali dalam setahun.
"Karakter laut Maluku dengan gelombang yang melebihi lima meter serta faktor iklim dan cuaca ekstrem berpotensi menimbulkan bencana," kata Gubernur.
Bencana lain yang harus diantisipasi oleh Badan SAR daerah yakni kecelakaan penerbangan, bencana tanah longsor, dan tsunami.
Deputi Potensi Basarnas Meyjen TNI Imam Santoso mengatakan, Maluku termasuk salah satu daerah rawan di Indonesia, selain kondisi geografis yang 97,3 persen adalah laut, juga karena Maluku merupakan daerah pertemuan lempengan Eurasia dan Indoaustralia.
Ia mengakui wilayah timur Indonesia juga rawan bencana seperti tanah longsor, kecelakaan laut, udara, banjir, letusan gunung api serta tsunami seperti yang terjadi di Aceh dan Mentawai beberapa waktu lalu.
"Hampir semua jenis bencana ada di Indonesia dan wilayah timur termasuk kategori rawan," katanya.
Menurut dia, tolok ukur keberhasilan operasi SAR adalah "Response Time" terhadap setiap musibah atau bencana.
"Utamakan kecepatan pertolongan dan pencarian dengan dukungan kelengkapan sarana yang memadai untuk merespons berbagai bencana dan musibah. Tidak hanya penerbangan dan pelayaran tetapi juga musibah lain seperti gempa dan tsunami, banjir bandang, dan tanah longsor," kata Santoso.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar