Ambon (KM) - Tim dari Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengevaluasi kinerja Usaha Kecil Menengah (UKM) Fajar di Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon pada 19 Juli 2011 ntuk diikutkan dalam lomba UKM tingkat nasional
Ketua UKM Fajar Ny.Farida Matatula di Ambon, Kamis, mengatakan, evaluasi tim dari KKP dilakukan setelah kelompok usahanya menjuarai lomba tingkat Provinsi Maluku beberapa waktu lalu.
Tim yang dipimpin Ain Jalal mengevaluasi bangunan, peralatan dan kebersihan pengolahan bahan baku untuk membuat 'nugget', abon dan bakso dari hasil laut.
"Kami pada prinsipnya siap mengikuti lomba tingkat nasional karena merupakan kebanggaan 10 ibu rumah tangga yang mengembangkan usaha baru berbahan baku ikan tenggiri, tuna dan komu," ujar Ny.Farida.
Dia mengharapkan adaya bantuan modal usaha dan peralatan karena yang diberikan Ditjen P2HP KKP pada 2007 sudah rusak.
Pengembangan ekonomi keluarga yang dikelola para perempuan ini memang strategis dalam meningkatkan kesejahteraan dengan memanfaatkan potensi sumber daya hayati laut yang ditangkap para nelayan di Desa Latuhalat.
Hasil produksi UKM Fajar saat ini dipasarkan di sejumlah swalayan seperti Citra dan Indo Jaya serta di Wayame.
"Jujur produksi tergantung pemasaran karena masyarakat Kota Ambon lebih cenderung mengkonsumsi ikan segar sehingga sedang dicari terobosan pasar ke luar daerah," ujar Ny.Farida.
Kadis Kelautan dan Perikanan Kota Ambon Pieter Saimima mengatakan, UKM Fafar merupakan bagian dari kegiatan pengolahan yang pengembangannya bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Kami sedang membina sejumlah calon UKM yang nantinya didanai melalui APBD Kota Ambon dengan sasaran memanfaatkan potensi ikan di sekitar perairan Pulau Ambon," katanya.
Ditanya soal Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP), Pieter menjelaskan, KKP siap membantu modal usaha kepada 10 unit pada 2011.
Dana tersebut siap dicairkan KKP apabila 10 kelompok calon penerima tersebut menyelesaikan kewajiban merampungkan administrasinya.
Kelompok harus membuat permintaan kebutuhan dana untuk tahap pertama, selanjutnya dievaluasi realisasi fisik dan volume di lapangan barulah kucuran anggaran berikut.
Dana disalurkan secara bertahap sesuai kebutuhan pengerjaan masing-masing kelompok yakni 40 persen - 40 persen dan 20 persen.
Sebanyak 10 kelompok PUMP di Kota Ambon dibantu dana sebesar Rp1 miliar dengan transfer dananya ke rekening masing - masing kelompok yang dibuka di Bank BNI setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar