Ambon (KM) - Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu mendorong pengusaha di daerahnya memanfaatkan pengelolaan Blok Masela di lepas pantai perbatasan kabupaten Maluku Tenggara Barat - Maluku Barat Daya untuk terlibat dalam pembangunan sarana dan prasarana di sana.
"Inpex Corporation dari Jepang sebagai kontraktor lapangan di Masela untuk memproduksi gas alam cair (liquefied natural gas-LNG) dijadwalkan pada 2016 pasti membutuhkan berbagai fasilitas di sana sehingga itu perlu dimanfaatkan pengusaha lokal," katanya di Ambon, Rabu.
Pengusaha di Maluku sudah saatnya tidak hanya bergantung pada "kue" pembangunan dari pemerintah yang jumlah maupun nilainya relatif terbatas.
"Saatnya mengubah paradigma berpikir secara inovatif dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan pemerintah melalui berbagai program seperti kredit agar mampu mengelola potensi sumber daya alam yang salah satunya adalah minyak dan gas (Migas) Blok Masela," ujar Gubernur.
Ia mengakui pemerintah provinsi (Pemprov) Maluku telah membentuk PT.Maluku Energy untuk mengelola hak partisipasi (Participating Interest - PI) 10 persen dari anggaran dibutuhkan untuk menghasilkan LNG pada 2016 senilai Rp116 triliun.
"Bayangkan untuk produksi LNG saja dibutuhkan anggaran ratusan triliun sehingga peluang strategis tersebut harus dimanfaatkan pengusaha lokal agar jangan menjadi penonton di rumah sendiri nanti," katanya.
Gubernur mengisyaratkan PI 10 persen tersebut dalam waktu dekat diterima PT Maluku Energy sebagai badan usaha milik daerah (BUMD).
"Kami sudah menemui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh dan Badan Pengelola Migas di Jakarta, beberapa waktu lalu. Disepakati PI sebesar 10 persen itu diputuskan segera," ujarnya.
Gubernur menilai PI tersebut strategis terhadap Maluku dalam mendorong percepatan pembangunan, mengoptimalkan kegiatan pemerintahan dan meningkatkan pelayanan sosial.
"Maluku dengan 28,23 persen dari 1,5 juta jiwa penduduknya tergolong miskin dan pengangguran 10,38 persen, pastinya membutuhkan PI tersebut karena berdampak ekonomis untuk berbagai sektor," katanya.
Gubernur menambahkan, Direksi PT Maluku Energy juga telah menjalin kesepakatan dengan pihak Inpex Corporation Jepang selaku investor untuk membangun Plant of Development (PoD) atau rencana pembangunan kilang gas alam cair di Blok Massela.
Berdasarkan data publikasi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Kilang LNG Terapung (Floating LNG Plant) itu akan ditempatkan di lepas pantai Laut Arafura.
Produksi dari lapangan ini diperkirakan 4,5 juta ton LNG per tahun dan 130.000 barel per hari kondensat. LNG yang diproduksi di kilang ini akan langsung dikirim ke pembeli dengan kapal tanki LNG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar