Ambon (KM) - Kenaikan Indeks Harga Konsumen umum dari 126,62 persen bulan Maret 2011 menjadi 126,73 persen di bulan April menyebabkan Kota Ambon mengalami inflasi sebesar 0,09 persen.
"Inflasi kumulatif periode Januari-April tahun ini sebesar -1,16 persen dan inflasi tahunan (year on year) tercatat 0,58 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Maluku, Edison Ritonga di Ambon, Senin.
Besaran inflasi yang tercatat 0,09 persen ini menempatkan Kota Ambon menduduki rangking ke tujuh dari 66 kota IHK di seluruh Indonsia.
Sedikitnya 57 kota di tanah air untuk bulan ini mengalami deflasi sementara sembilan kota lainnya terjadi inflasi dan yang tertinggi nilai inflasinya ada di Kota Ternate 0,52 persen dan terendah di Kota Palangkaraya 0,05 persen.
Kemudian deflasi tertinggi terjadi di Kota Jambi 1,57 persen dan terendahnya terjadi di Kota Bandung 0,02 persen.
Menurut Edison, inflasi yang terjadi di Kota Ambon merupakan fluktuasi harga-harga secara umum yang dialami tujuh kelompok komoditi, dimana empat kelompok diantaranya tercatat mengalami inflasi dan dua kelompok lainnya deflasi, sementara satu kelompok tidak mengalami perubahan.
Empat kelompok komoditi yang mengalai deflasi di antaranya bahan makanan 0,08 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,17 persen, sandang 0,43 persen dan kelompok kesehatan 0,06 persen.
Dua kelompok komoditi yang mengalami deflasi antara lain makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06 persen dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,02 persen, sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak mengalami perubahan.
Dari sisi kenaikan harga yang diindikasikan dengan besarnya IHK umum sampai posisi April kemarin, Kota Ambon menduduki ranking 40 (126,73 persen) dan ini artinya kecepatan kenaikan harga di daerah ini lebih lamban dibanding 39 kota lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar